Senin, 23 Januari 2012

Teori Darwin Menurut Pandangan Islam


Charles Robert Darwin (1808-1882) seorang sarjana Biologi berkebangsaan Inggris. Ia penganut teori evolusi Alam. Darwin mengemukakan bahwa makhluk hidup yang sekarang ada merupakan proses lanjutan dari perubahan secara perlahan-lahan (evolusi). Mulai dari bentuk makhluk sederhana meningkat menjadi makhluk hidup yang berangsur-angsur lebih sempurna.
                Menurut Darwin manusia berasal dari makhluk hidup berjalan dengan empat kaki, berekor panjang, dan mencari makan di pohon-pohon berbentuk sejenis kera besar atau gorila. Kemudian karena pengaruh alam (seleksi alam dalam bukunya : The original of species by mean of natural selection, tahun 1859), maka makhluk tersebut secara berangsur-angsur mengalami perubahan. Perubahannya adalah kaki belakangnya bertambah besar dan kuat, ekor menjadi pendek, kedua kaki depan menjadi tangan, dan tidak lagi mencari makan di pohon-pohon, melainkan di atas tanah dengan berjalan tegak. Hal tersebut melalui evolusi keturunan yang memakan waktu berjuta-juta tahun. Jadi kesimpulannya menurut Darwin bahwa manusia berasal dari kera.
                Menurut pandangan islam teori Darwin ini jelas tidak benar. Tentang kejadian manusia dijelaskan oleh Al-Qur’an bahwa nenek moyang manusia bukan kera tapi manusia yang bernama Nabi Adam A.S. sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Haj : 5 yang artinya :
“Wahai Manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan diantara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai usia yang sangat tua (pikun) sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan tetumbuhan yang indah.” Surat Al-Hajj : 5

Dan dalam Q.S As-Sajdah : 7-9 yang artinya :
“Yang memperindah segala sesuatu yang Dia ciptakan dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah, kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani). Kemudian, Dia menyempurnakannya dan meniupkan roh (ciptaan) –Nya ke dalam (tubuh)nya dan Dia menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati bagimu, tetapi sedikit sekali kamu bersyukur.” (Q.S As-Sajdah : 7-9)
                Memang antara kera dan manusia ada kemiripan baik secara profil maupun secara Anatomis tapi itu hanya kebetulan dan termasuk kedalam wewenang dan kekuasaan Allah . Akan tetapi, yang sangat prinsip kera adalah jenis hewan yang tidak memiliki akal. Manusia bukan hewan dan manusia adalah makhluk berakal. Dengan akalnya ia bisa mengerti berbagai persoalan hidup. Dengan akal manusia bisa berbudaya dan mengembangkan potensinya dari waktu ke waktu bahkan dengan akalnya pula manusia dapat mengenal Tuhan yang menciptakannya dan mampu menghayati hal-hal yang sifatnya metafisis atau dunia spiritual lainnya.

Selasa, 17 Januari 2012

Sejarah FKDK Unsika


            Pada tahun 1982 berdiri sebuah Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang diberi nama Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA). Pada awal berdirinya UNSIKA Kondisi kampus masih minim dari kegiatan-kegiatan kemahasiswaan, khususnya kegiatan keislaman seperti Ta’lim/Kajian. Tiba pada satu masa (tahun 1998), hadirlah sekelompok mahasiswa yang mempunyai perhatian yang lebih pada dunia keislaman di lingkungan kampus. Mereka senantiasa mengadakan berbagai kegiatan keislaman dalam rangka melakukan pembinaan kepada para Mahasiswa Unsika.
            Berawal dari 3 orang mahasiswa dari fakultas yang sama  yaitu fakultas teknik. Dimana mereka masing-masing aktif pada organisasi ekstra kampus, yaitu PII (Pelajar Islam Indonesia). Dengan bekal pengalaman organisasi mereka tersebut, mereka merasa perlu adanya suatu wadah resmi yang dapat menampung semua kegiatan/aktifitas keislaman di kampus Unsika. Hal ini dirasa perlu untuk kelancaran dan efektifitas kegiatan-kegiatan yang mereka selenggarakan.
            Setelah melakukan musyawarah kecil, mereka sepakat untuk membentuk suatu organisasi intra kampus yang bergerak dalam dunia keislaman. Setelah itu, perekrutan anggota pun dilakukan kepada para mahasiswa dari fakultas-fakultas lainnya. Alhamdulillah, ternyata mereka tidak hanya bertiga dalam dunia dakwah. Setelah dilakukan perekrutan anggota, hasilnya cukup banyak mahasiswa yang mendukung dan tidak sedikit yang ikut bergabung. Pada saat itu terkumpul beberapa mahasiswa dari fakultas yang berbeda-beda. Tidak lama kemudian, tepatnya pada tanggal 20 desember 1998 dilaksanakanlah Musyawarah Anggota (MUSA) untuk yang pertama kalinya yang bertempat di Mushola Kampus (pada saat itu belum memiliki nama), yang sekarang disebut Masjid Al-Khoir.
            Sehingga disepakati dari semua peserta MUSA ke-I untuk membentuk wadah resmi atau organisasi intra kampus yang diberi nama “Forum Komunikasi Dakwah Kampus” yang disingkat FKDK. Terpilihlah salah seorang dari mereka sebagai Ketua Umum FKDK periode pertama (1998-1999), yaitu saudara Marano dari Fakultas Teknik yang dilantik pada tanggal 2 Ramadhan 1419 H dengan Surat Keputusan (SK) dari Purek III Unsika yakni Bapak Syahroni Ma’sum, M.M. MBA. Yang dihadiri oleh seluruh elemen Universitas. Elemen itu terdiri dari BEMU, BLMU, UKM, BEM Fakultas dan BLM Fakultas.
            Pada MUSA ke II terpilihlah saudara Ediyanto dari Fakultas Teknik sebagai ketua umum untuk melanjutkan tongkat estafet dakwah. Pada saat menjalankan amanahnya saudara Ediyanto tidak bisa meneruskan selama satu periode penuh dikarenakan berkahirnya beliau secara akademis di Unsika. Mungkin hal itu pulalah yang menjadi alasan mengapa Sdr. Ediyanto tidak bisa meneruskan amanah selama satu periode penuh. Selanjutnya kepemimpinan dilanjutkan oleh wakilnya yaitu saudara Dahli Kustiaman dari Fakultas Teknik juga. Selama menjalankan amanah nya saudara Dahli dibantu oleh sekretaris setia nya yaitu saudara Dahlan (Fakultas teknik).
Pada periode kedua keadaan FKDK mengalami kevakuman yang cukup panjang hingga periode kepengurusan bertambah menjadi 4 tahun (1999-2003). Hal ini terjadi akibat tidak diimbangi dengan suatu follow up atau tindak lanjut yang baik. Sehingga, Kevakuman terjadi dari segi kegiatan yang dilaksanakan maupun rekrutmen anggota. Kondisi FKDK sangat sepi pada waktu itu, sampai-sampai pada saat itu sekretariat FKDK akan dibongkar oleh teman mahasiswa dari UKM yang lainnya karena dirasa sudah tidak berjalan sesuai fungsinya, Alhamdulillah.. Hal itu tidak terjadi.
Setelah mengalami kevakuman yang cukup panjang FKDK mulai melakukan perekrutan anggota. Diantara anggota-anggota yang ikut bergabung, terlihat Mahasiswa- mahasiswa dari Fakultas Agama Islam menunjukan antusiasnya pada dunia dakwah.  Tidak lama kemudian diselenggarakan MUSA III yang bertempat di Villa Setu, Bekasi. Hasil dari MUSA tersebut terpilih saudara Naman Saleh dari Fakultas Agama Islam untuk melanjutkan estafet dakwah di FKDK pada periode ketiga (2003-2004).
Pada awal kepengurusan periode ketiga keadaan FKDK masih vakum akibat sisa kevakuman periode sebelumnya. Kondisi tersebut dikatakan oleh Sdr. Naman Saleh (Ketum FKDK 2003-2004) sebagai kondisi FKDK “Mati Suri”. Hal ini dikatakan bukan tanpa alasan, karena berkat kesungguhan dan kesabaran kepengurusan pada waktu itu, FKDK mulai bangun dari tidur panjang. Beberapa kegiatan mulai diselenggarakan dan perekrutan anggota pun gencar dilakukan, hasilnya banyak mahasiswa yang berminat dan ikut bergabung menjadi anggota FKDK. Subhanallah...!!!
MUSA IV dilaksanakan di pondok pesantren Al-Fatimiyah untuk membentuk kepengurusan ke-4 FKDK periode 2004-2005. Pada MUSA tersebut terpilih saudara Agus Fudholi dari Fakultas Agama Islam sebagai Ketua Umum. Masa kepengurusan periode ini berjalan dengan baik hingga akhir masa jabatan.
Periode kelima (2005-2006) kepemimpinan FKDK beralih kepada saudara Asep Saepul Mu’min dari Fakultas Teknik. Pada periode ini FKDK merasa bahwa kondisi kepengurusan yang ada setiap tahun nya selalu “Reinkarnasi”. Istilah reinkarnasi ini dipopulerkan oleh ketua umum pada waktu itu dikarenakan kepengurusan setiap tahunnya seperti lahir kembali. FKDK belum memiliki kesinambungan atau keserasian konsep dakwah dari pengurus sebelumnya kepada pengurus baru. Sehingga, setiap tahun nya FKDK hanya terkesan sebagai penyelenggara kegiatan saja, tanpa adanya tindak lanjut yang berarti.
Pada tanggal 9 Juli 2006 yang bertempat di Masjid kawasan industri Indotaise Cikampek dilaksanakan MUSA VI. Terpilih Ketua Umum saudara Ruslani dari Fakultas Teknik sebagai penerus amanah dakwah untuk kepengurusan FKDK keenam (2006-2007).
Kepengurusan FKDK periode 2007-2008 dipimpin oleh saudara Sulistyo dari Fakultas Hukum setelah terpilih dalam MUSA VII. Musyawarah Anggota tersebut dilaksanakan di gedung perkuliahan Fakultas Agama Islam (Kelas PGSD). Pada periode ini Agenda kegiatan mulai terarah, sistem kaderisasi anggota pun mulai berjalan dengan baik. Pada tahun ini pula para pengurus pada saat itu dengan berani membuat acara yang cukup besar yaitu Perlombaan Islami Antar Pelajar (PIJAR 1th). PIJAR menjadi agenda wajib tiap tahunnya yang bertahan hingga saat ini .
MUSA VIII dilaksanakan di Aula Unsika pada tanggal 18-19 Juli 2008 untuk mencari pemegang estafet dakwah FKDK selanjutnya. Akhirnya terpilih saudara Robi Sonjaya dari Fakultas Teknik untuk memegang amanah Ketua Umum periode 2008-2009. Di bawah kepemimpinan Robi Sonjaya FKDK mulai fokus terhadap pentingnya sebuah pembinaan dengan menjadikan Mentoring sebagai program wajib untuk pengurus maupun anggota. Departemen UsMan (Usaha Muslim Mandiri) dibentuk sebagai bagian dari kegiatan perkonomian yang di bentuk oleh FKDK.
Pada tanggal 11-12 Juli 2009 dilaksanakan MUSA IX yang bertempat di ruang perkuliahan Fakultas Agama Islam. Berdasarkan hasil MUSA IX terpilih saudara Triyono dari Fakultas Teknik jurusan Teknik Industri 2007 sebagai Ketua Umum FKDK Unsika masa jihad 2009-2010. Terjadi perubahan total dan mendasar di AD/ART FKDK Unsika dari hasil MUSA IX. Sehingga, berpengaruh pula dalam gerak dan langkah dakwah FKDK. Pada masa ini periode kepengurusan dirubah menjadi masa jihad dengan  harapan semua aktifitas yang dilakukan semata-mata merupakan ibadah kepada Allah. Dan kata MUSA (Musyawarah Anggota) diganti menjadi MUKTAMAR FKDK.
MUKTAMAR FKDK X di laksanakan pada tanggal 3- 4 Juli 2010 di ruang B3 Fakultas Ekonomi. Sistem pemilihan ketua pun berubah yang sebelumnya pada saat Muktamar belum ada Calon Ketua. Namun, kali ini dengan melakukan penjaringan Calon Ketua Umum yang nanti nya akan dipilih pada saat Muktamar FKDK.  Terdapat tiga orang Calon Ketua Umum, dan terpilih satu orang untuk melanjutkan estafet dakwah yaitu saudara Yusup Sobari dari Fakultas Teknik jurusan teknik Industri 2008. FKDK X dibawah kepemimpinan sdr. Yusup Sobari mengusung jargon “Lebih Dekat, Lebih Bersahabat” dengan harapan FKDK lebih bisa diterima oleh Mahasiswa dengan berbagai karakteristiknya. Ukhuwah antar sesama pengurus maupun anggota pun digiatkan agar rasa kebersamaan dalam meniti jalan dakwah lebih terasa.
Akhirnya pada tanggal 9-10 Juli 2011 digelar MUKTAMAR FKDK XI diruang B3 Fakultas Ekonomi dan terpilih Sdr. Nusirdiansyah sebagai Ketua Umum. Dengan mengusung jargon “Makin Dekat, Makin Bersahabat dan Bersatu”  Semoga Kepengurusan FKDK XI yang sedang berjalan saat ini bisa lebih baik lagi dari kepengurusan sebelumnya. Amiin..