Charles Robert Darwin (1808-1882) seorang sarjana Biologi
berkebangsaan Inggris. Ia penganut teori evolusi Alam. Darwin mengemukakan
bahwa makhluk hidup yang sekarang ada merupakan proses lanjutan dari perubahan
secara perlahan-lahan (evolusi). Mulai dari bentuk makhluk sederhana meningkat
menjadi makhluk hidup yang berangsur-angsur lebih sempurna.
Menurut
Darwin manusia berasal dari makhluk hidup berjalan dengan empat kaki, berekor
panjang, dan mencari makan di pohon-pohon berbentuk sejenis kera besar atau
gorila. Kemudian karena pengaruh alam (seleksi alam dalam bukunya : The original of species by mean of natural
selection, tahun 1859), maka makhluk tersebut secara berangsur-angsur
mengalami perubahan. Perubahannya adalah kaki belakangnya bertambah besar dan
kuat, ekor menjadi pendek, kedua kaki depan menjadi tangan, dan tidak lagi
mencari makan di pohon-pohon, melainkan di atas tanah dengan berjalan tegak. Hal
tersebut melalui evolusi keturunan yang memakan waktu berjuta-juta tahun. Jadi kesimpulannya
menurut Darwin bahwa manusia berasal dari kera.
Menurut
pandangan islam teori Darwin ini jelas tidak benar. Tentang kejadian manusia
dijelaskan oleh Al-Qur’an bahwa nenek moyang manusia bukan kera tapi manusia
yang bernama Nabi Adam A.S. sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Haj
: 5 yang artinya :
“Wahai Manusia! Jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka
sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani,
kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna
kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami
tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan,
kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur)
kamu sampai kepada usia dewasa, dan diantara kamu ada yang diwafatkan dan (ada
pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai usia yang sangat tua (pikun)
sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu
lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di
atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan
tetumbuhan yang indah.” Surat Al-Hajj : 5
Dan dalam Q.S As-Sajdah : 7-9 yang artinya :
“Yang memperindah segala sesuatu yang Dia ciptakan dan yang memulai
penciptaan manusia dari tanah, kemudian Dia menjadikan keturunannya dari
saripati air yang hina (air mani). Kemudian, Dia menyempurnakannya dan
meniupkan roh (ciptaan) –Nya ke dalam (tubuh)nya dan Dia menjadikan
pendengaran, penglihatan dan hati bagimu, tetapi sedikit sekali kamu bersyukur.”
(Q.S As-Sajdah : 7-9)
Memang
antara kera dan manusia ada kemiripan baik secara profil maupun secara Anatomis
tapi itu hanya kebetulan dan termasuk kedalam wewenang dan kekuasaan Allah .
Akan tetapi, yang sangat prinsip kera adalah jenis hewan yang tidak memiliki
akal. Manusia bukan hewan dan manusia adalah makhluk berakal. Dengan akalnya ia
bisa mengerti berbagai persoalan hidup. Dengan akal manusia bisa berbudaya dan
mengembangkan potensinya dari waktu ke waktu bahkan dengan akalnya pula manusia
dapat mengenal Tuhan yang menciptakannya dan mampu menghayati hal-hal yang
sifatnya metafisis atau dunia spiritual lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar